Saat ini banyak masyarakat lebih memilih budidaya ikan lele, dengan alasan lebih cepat besar dan sudah bisa dipanen dalam jangka 2 bulan. Namun, jika dilihat di pasaran, ternyata harga ikan nila bisa mencapai Rp 40 ribu perkilogram. Subari sendiri memilih tetap bertahan dengan budidaya ikan nila, yang menurutnya selalu dipanen setiap 4 bulan.
“Memang ikan lele bisa panen setiap 2 bulan, sedangkan ikan nila baru bisa dipanen setiap 4 bulan. Namun ikan nila memiliki harga 2 kali lipat dari ikan lele. Ikan lele di pasaran dihargai Rp20 ribu,sedangkan ikan nila dijual Rp40 ribu,” kata Subari kepada Balikpapan Pos.
Cara termudah untuk memelihara ikan nila, kata Subari,adalah menggunakan kolam tanah. Karena humus tanah bisa menjadi makanan tambahan bagi ikan nila. Tetapi jika hendak kolam yang menggunakan terpal, maka makanannya dan ukuran kolam perludiperhatikan.
“Ikan nila kolamnya harus lebar,jika ukuran 4×6 meter maksimalnya hanya 1.000 ekor. Jika kolam ukurannya hanya 2×3 meter, maka ikannya cukup 500 ekor saja,” jelas Subari sembari memberi makan ikan-ikannya yang sebentar lagi bakal dipanen.
Untuk airkolam, Subari menerangkan, jika menggunakan air hujan,maka harus didiamkan selama satu minggu, agar kandungan zat-zatnya bisa turun. Kolam juga perlu diberi pribiotik untuk membuat steril air. “Jika semua sudah dipersiapkan,masukkan ikan sesuai dengan ukuran kolam tadi,” papar pria berkacamata ini.
Subari juga menjelaskan, pemberian pakan ikan haruslahteratur, jangan sampai telat. Karena pertumbuhan ikan melalui banyaknya pakan yang diberikan, termasuk yang perludiperhatikan. Disebutkan pula, kandungan gizi dari pakan ikan harus jelas, baikprotein dan lemaknya.
“Kandungan gizi ikan sangat berpengaruh, biasanya khusus ikan nila harga akan mencapai Rp289 ribu perkarungnya,” ungkapnya.
Setelah 4 bulan bisa dipanen, pemasaran ikan nila tidaklah sulit. Banyak pedagang yang langsung membeli pada pembudidaya,karena harganyalebih rendah dan ikannya pun pasti masih segar. Biasanya pedagang membeli Rp35 ribu perkilogram.
“Pantang menyerah dan bersabar adalah kunci pembudidayaikan. Jika diseriusin bisa menjadi mata pencaharian,” pungkasnya.
(sumber:balikpapanpos)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar di bawah ini jika ada yang ingin ditanyakan atau Kontak Admin Via email/YM/SMS
Salam,
Jejak Anak Borneo